Langsung ke konten utama

Kejadian di Pagi hari

meneyentuh dedaunan yang masih basah terembunkan
kesejukan meresap berpacu sealiran darah terhantarkan oleh ujung-ujung jari
akal telah sedari tadi terbangun
telah berputar kembali mengingat kenangan sehari yang terlampaui
kenangan akal dalam sebuah pagi

Bismillah..
langkahkan kaki pagi sedikit menapak menyusuri setapak
ahh... terik mentari mengusik telinga dan separuh wajah dari kiri
berpaling kutatap tantangan maha cahaya
ahah.. dia seperti menyapa
membelai wajah dengan kelembutan ultraviolet
bulu-bulu di tubuh mulai berdiri tersapa cahaya
terbangunlah kekuatan terbesar dalam semangat
melanjutkan kenangan akal dalam sebuah pagi
ya..
kenangan akal dalam sebuah pagi

belum tersadar dari ketaktakjuban daun-daun dan embun-embun
dan terbuai oleh mandian cahaya mentari malu pagi
tiba-tiba
tiba-tiba riuh rendah siul bernada lengking indah dengan irama mendayu
mengejutkan takjubku akan pagi
itulah nyanyian burung-burung pagi
jelas ditelinga meskipun tak tertangkap oleh pandangan mata
berdiam menikmati
sejenak diam,
sepertinya burung berpindah mengembara untuk menyapa penghuni semesta lainnya

seret langkah kembali kebelakang
lengkap sudah kenangan akal dalam sebuah pagi
semangat tumbuh dan meraja
bekal melanjutkan hari

Komentar

Postingan populer dari blog ini

Pengangkatan Anak

BAB I PENDAHULUAN A.            Latar Belakang Manusia sudah dikodratkan untuk hidup berpasang-pasangan membentuk sebuah keluarga yang terdiri dari suami istri dan pada umumnya juga menginginkan kehadiran anak atau keturunan hasil dari perkawinannya. Mempunyai anak merupakan tujuan dari adanya perkawinan untuk menyambung keturunan serta kelestarian harta kekayaan. Mempunyai anak adalah kebanggaan dalam keluarga. Akan tetapi terkadang semua itu terbentur pada takdir ilahi dimana kehendak memperoleh anak meskipun telah bertahun-tahun menikah tak kunjung dikaruniai anak, sedangkan keinginan untuk mempunyai anak sangatlah besar. Jika demikian , penerus silsilah orang tua dan kerabat keluarga tersebut terancam putus atau punah.

Simfoni Hitam

Lisan ini..ah.. benar kata pepatah “Tajamnya pedang lebih tajam lagi lisan” ini terjadi padaku. Seperti malam-malam biasanya sebelum menutup mata menuju pulau kapuk aku dan kakaku selalu menyempatkan untuk berdiskusi. Berdiskusi mengenai segala hal dari masalah Politik, sosial, ekonomi hingga kehidupan kampus. Perbedaan mengenai suatu masalahpun sering tak terhindarkan, namun berbeda kali ini Kakakku merasa yang ku katakan tak pantas terlebih lagi menurutnya hal tersebut semaikn mencerminkan  aku adalah orang “”Egois”

Jawaban atas Kesedihanku

Hari ini hari Jum’at, hari yang mendung semendung hati ini. Entah mengapa dari pagi ketika ku bangun dari ranjangku di Kebumen hingga aku samapai di Jogja rasa sedih yang menyelimuti hati ini tak kunjung pergi. Terlebih lagi pikiranku dibebani oleh serentetan tugas menanti di buku coklat, tempat kutuliskan kegiatanku selama seharian. Dari bangun tidur hingga malam menjelang. Seharin inipun kujalani dari mengerjakan tugas HTN (Hukum Tata Negara), mengerjakan pesenan Sertifikat hingga Rapat dan membahas isu kampus di rumah belajar Ekspresi. Walau hanya ada tiga agenda namun ini semua sangat membutuhkan waktu yang lama. Hingga harus pulang pada pukul 9.15 malam