Langsung ke konten utama

Postingan

Menampilkan postingan dari September, 2012

Habis galau terbitlah terang

Bismillah Semester Lima bagi kebanyakan orang, semester ini adalah semseter paling membosankan. Tetapi berbeda denganku Semster lima bagiku Istimewa dan sudah saatnya merapikan diri agar nampak pantas untuk menyandangnya. Jalanku memang berbeda dengan orang kebanyakan, karena diriku memang diriku. Awal masuk dan diterima menjadi mahasiswa UNY dengan jurusan PKnH menjadi tekanan batin tersendiri bagiku. Mengapa tidak? Aku yang awalnya adalah seorang siswa dengan jurusan IPA dan maling suka pelajaran KIMIA dengan cita-cita menjadi Insinyur dibidang Kimia harus masuk jurusan PKnH yang notabennya adalah anak sosial. Menjadi mahasiswa dijurusan PKnH adalah penjara, yang mengekang kehidupanku dulu. Hal inilah yang menjadikanku mendapatkan nilai IP 3,09. Sesuatu yang setengah hati memang hasilnya tidak maksimal. Dan ini masih membekas hingga semester 2 yang hanya mampu memperoleh IP sebesar 3,34. Awal semseter tiga, menjadikanku giat menuju perpus mencari Ilmu mengejar teman-teman

Kembali

Kadang hidup dihujani kepenatan. Tak dapat berpikir ataupun mengerti, hanya kegundahan yang datang menghampiri. Melepaskannya memang terasa sulit, tapi mencoba tak ada salahnya. Karena bumi tak menyediakan, maka kembalilah kepada-Nya Djogja, 20 September 2012 -YaLogic-

Habis!!!

Habis kata Habislah kita Maka Ombak, bukanlah pantai Maka deru, bukanlah kereta Maka Hujan, tak hendak basah Maka Pahit, tak pasti melidah Tapi perih, tentulah luka Meski ucap tak jadi kata Maka habislah kita Dan, aku... Hanyalah aku Dan, kata Hanyalah batu karena jiwa telah layu

Ukhuwah itu sederhana

Aku butuh luka yang lebih perih dari ketika kau menabur garam pada sayatan yang menganga aku butuh tangis yang lebih sendu dari ketika kau meratapi sebuah kehilangan Agar  bisa menerima ukhuwah yang paling sederhana lebih dari sedekahnya seorang pengemis untuk pengemis lainnya dan ukhuwah memang bukan harga tapi  nilai tak terukur, sesederhana apapun adanya Seperti tunas-tunas belia yang mengecup cahaya Seolah matahari adalah kekasih yang dia rindukan Hingga terus tumbuh menjadi pohon dewasa  Djogja, 15 September 2012 teruntuk saudara yang menanyakan tentang ukhuwah

Hatilah penyebabnya

warna jingga merona di ufuk senja menghiasi indahnya cakrawala. Sang surya pun perlahan mulai tenggelam di balik awan kelam. Dan sebentar gelap pun akan menyelimuti semesta. Tampak diriku sedang berdiri terpaku sambil menatap langit yang mulai menggelap. Desir sang bayu terasa lembut menerpa wajahku. Yang sambil membisikkan rayuan ke dalam anganku. wajah yang belakangan seringkali kusam karena ulahku Perlahan ku gambar seketsanya Dan kulihat satu guratan jelas penyebanya Ohh....  Perih...!!! Hati, ternyata hatilah penyebabnya Djogja, 15 September 2012 Jagalah hati, karena hati adalah pengendali jagalah hati, dengan mengingat Sang Pemilik hati

Berbeda

Sejenak ku tutup mata mencari ketenangan di tengah keramaian untuk sebuah peristiwa yang mengorbankan perasaan Bagiku, itu biasa karna "aku" yang telah membiasakanku terhadap kesalahanku tapi bisaa juga karena "kau" ah.. entahlah berbicara "aku" dan "kau" selalu menguras emosiku karena "kau" dan "aku" tak ingin bersatu perbedaan bukanlah alasan walau perbedaan sering memunculkan -YaLogic- Djogja, 15 September 2012

Barat vs Jawa

Bismillah.. entah mengapa, tiba-tiba aliran darah dalam otak mengalir kencang, jantung berdegub kencang bak drum alunan musik rock. Setelah ku membuat tulisan yang sebenarnya mengejanya pun belum fasih, dengan “sarunya” ku membicarakannya. Tiba-tiba ada satu hal lagi yang mengganjal otakku ketika ku buka buku “Political Theory”. Buku yang harus ku lahap habis dalam waktu 2 minggu. Seringkali ku tepuk jhidat, ketika melihat buku itu, bukan karena ku tak sanggup membacanya. Hanya saja mengkaji Al-Qur’an dan Hadist saja belum jua tamat. Tapi ilmu dunia seringkali menuntutku untuk menyelesaikannya.  Kita tahu, ilmu-ilmu dunia berkembang dari sebuah kajian yang bernama “Filsafat” hingga filsafat dijuluki dengan sebutan bapaknya ilmu oleh sebagian filusuf. Terserah, bagiku semua ilmu dunia sudah terangkum dalam satu refrensi besar yaitu “Al-Qur’an”. Namun, entah mengapa kita termasuk saya seringkali lebih bangga ketika kita mengambil dalil-dalil orang Barat dibandingkan dalil dalam A

Anda Tuhankah???

Menuliskan ide ke dalam tulisan ini susah sekali, otak serasa mandeg dan jemari serasa kaku. Tepat satu bulan sudah, jemari-jemariku tak ku latih untuk menulis lagi. Namun, itu bukanlah alasan, atau mungkin karena sudah lama otak ini tidak bekerja, maklum masih dalam kondisi liburan pasca lebaran.  Hemm,, akhir-akhir ini ada yang menarik, ini tentang Tuhan. waduh.. sepertinya horor juga yah??. Tuhan?? kayak udah fasih saja, mengeja namanya saja masih kelu lidah ini. palah mau ngoceh tentang-Nya.  (Maafkan hambamu ini ya Allah, telah lancang semoga saja ada yang menegur jika pemikiran saya salah dengan petunjuk-Mu) Tuhan-tuhan di tempatku tinggal seketika terjeruji dan lenyap, seperti yang dikatakan Nietzsche.  Itu kenyataannya, bukan “Tuhan” yang sesungguhnya. Bukankah kita ini sekadar hamba Tuhan yang kalaupun punya kedudukan tinggi, tak kurang dan tak lebih hanyalah sebagai khalifah-Nya di muka bumi ini? Jadi, tak layaklah kita melenyapkan Tuhan bahkan menuhan-nuhankan diri