Langsung ke konten utama

Postingan

Menampilkan postingan dari Mei, 2012

Sobat aku bersamamu!

Jejak langkah itu cepat nian, cepat secepat tarikan nafasnya kian jauh, kian mendaki gunung yang tinggi itu hingga terengah-engah dan duduk di antara bongkahan batu yang berbentuk bangku itu. Dengan wajah yang lelah namun masih terbesit semangat dalam raut wajahnya itu. siapa dia?? dalam hatiku bertanya-tanya.begitu semangatnya orang itu tuk mendaki lereng gunung ini. lereng yang terjal. Mencoba ku susul langkah cepatnya itu namun lagi-lagi aku harus terseok-seok diantara batuan yang mengangah dan ilalang berduri. Terlebih lagi matahari kala itu sedang tak bersahabat. Namun bayangan orang itu terus melaju tanpa henti.sempat terbesit untuk menyudahi saja perjalanan ini. Namun rasa penasaran yang membuncah ini tak sanggup dibendung. Hingga tiba-tiba ditengah perjalanan nampak bayangan itu terhenti. "kenapa tuh orang ?" dalam hatiku bertanya-tanya." hemmm....mungkin capek, " akupun mencoba untuk menerka-nerka penyebabnya. Dengan gesit ku ambil kesempat

Kejadian di Pagi hari

meneyentuh dedaunan yang masih basah terembunkan kesejukan meresap berpacu sealiran darah terhantarkan oleh ujung-ujung jari akal telah sedari tadi terbangun telah berputar kembali mengingat kenangan sehari yang terlampaui kenangan akal dalam sebuah pagi Bismillah.. langkahkan kaki pagi sedikit menapak menyusuri setapak ahh... terik mentari mengusik telinga dan separuh wajah dari kiri berpaling kutatap tantangan maha cahaya ahah.. dia seperti menyapa membelai wajah dengan kelembutan ultraviolet bulu-bulu di tubuh mulai berdiri tersapa cahaya terbangunlah kekuatan terbesar dalam semangat melanjutkan kenangan akal dalam sebuah pagi ya.. kenangan akal dalam sebuah pagi belum tersadar dari ketaktakjuban daun-daun dan embun-embun dan terbuai oleh mandian cahaya mentari malu pagi tiba-tiba tiba-tiba riuh rendah siul bernada lengking indah dengan irama mendayu mengejutkan takjubku akan pagi itulah nyanyian burung-burung pagi jelas ditelinga meskipun tak tertangkap oleh

Terimakasih

Aku menikmati senja yang gelisah dengan lentera berlumur jelaga merebah pada hulu air yang keruh sisakan tanya kian bertalu Kunang-kunang enggan hinggap diranting jiwaku sekedar terangi pekat sembilu masygul rupa dan rasa yang sirna menelan mimpi-mimpi yang payah Senja ini tak berhias seperti mauku tak sepertimu selalu mewarnai hatiku senja ini kian jengah menemuiku tak sepertimu selalu membunuh kesepianku

Kaku

Namaku Yekti Orang yang sok puitis tapi tak bisa puisi Harga diri adalah harga mati Hingga harga diri bagiku lebih tinggi dari hartaku Dan kaku seperti kayu jadi maaf jika aku kaku Karena aku adalah aku Diantara kebanyakan orang aku adalah orang yang tak bisa mengekspresikan perasaanku terlebih lagi soal mengungkapkan rasa sedih dan sayang. sayang sama orang tua, saudara, dan semua yang ada dibumi. hemmmm... agak lebay sih, tapi itulah aku

Catatan Kecil

Sebelum angin itu membadai Mengumpulkan benih-benih hujan Lalu turun ke jalanan Membersamai debu, ranting-ranting rapuh dan kotoran Yang mungkin akan memporak-porandakan impian Korup adalah kesadaran menyalahi aturan Lalu yang menjadi pertanyaannya Bagaimana jika aturannya yang menyalahi dan menyimpang dari kesadaran kemanusiaan (korup)? Apa yang harus dilakukan? Apa iya kita tidak terjebak sebagai pelaku korupsi? Dengan membiarkan aturan yang menyalahi dan menyimpang dari kesadaran itu tetap dengan sadar kita lakukan dan tetap kita jadikan sebagai aturan Bukankah budaya atau peradaban itu dibangun dari pernikahan atau perselingkuhan antara aturan dan kesadaran Bukankah kehidupan itu bagai rantai yang tak berujung dan saling berkaitan Dimana hukum sebab akibat adalah suatu kesatuan Mari mengurai benang kusut dan mencari mata rantai yang hilang.. # catatan kecil inspirasi dari seorang kawan

Bangun!

Cepat bangun! dan segeralah lihat ke langit          sudah ku lukis dua buah pelangi untukmu                         Yekti Ambarwati...

Detik yang Berdetak II

Hanya Sesak didada yang kualami selama dua hari ini. " hemmmmm ... mungkin karena kurang syukur kali yak .."Namun selama dua hari ini ada pelajaran yang berharga bagiku,, karena " Detik yang Berdetak " Detik yang telah berdetak adalah takdir, bersabar dan bersyukurlah Detik ini adalah nasib, rubah dan berusahalah Detik yang akan berdetak adalah ghaib, berharap dan berserah dirilah Karena detik yang berlalu memberikan pelajarn bagiku dan memunculkan kata "Seharusnya". "Seharusnya" memiliki makna yang luas bagiku, ia melambangkan penyesalan, namun ada hikmah dibaliknya sehingga kita mampu mengambil sikap jika berulang. Dan untuk detik yang berjalan ini aku tak akan mengulangi kesalahanku yang lalu, karena ku telah mengatakan "seharusnya" tidak begini dan begitu... jadi masih dapat dirubah apa yang akan terjadi dengan berusaha Detik-detik yang mendatang adalaha harapan karena ghoib.   Detik-detik tak akan terulang..   D

Partai Politik Lokal sebagai Local Responsive

Di dalam literatur, desentralisasi atau otonomi daerah, baik yang menekankan pada desentralisasi administrasi maupun politik, disebutkan pentingnya lembaga di daerah dalam pelaksanaan desentralisasi dan otonomi daerah. Yang membedakan adalah jika desentralisasi administratif lebih memperbincangkan kesiapan lembaga lokal dalam memberikan pelayanan kepada publik di daerah, sedangkan desentralisasi politik lebih memberikan perhatian bagaimana lembaga lokal mampu membangun proses politik yang lebih baik. Agar lembaga di tingkat lokal mampu melaksanakan desentralisasi, maka dilakukan perubahan kelembagaan yang substansial dalam struktur organisasi dan fungsinya. Seperti di Belanda pada 1980-an, perubahan di dalam pemerintahan lokal lebih banyak dipengaruhi gagasan Manajemen Publik Baru (the New Public Management) dipopulerkan negara Anglo Saxon. Sementara, di Jerman dipengaruhi gagasan renewal of politics from below yang menekankan pentingnya pelembagaan partisipasi publik dan bentuk pe