Langsung ke konten utama

Postingan

Selisih

  Pada setiap kita berada di suatu peristiwa, kita ada di suatu peristiwa tersebut. Maksudnya, kita ada di sana, menjadi bagiannya, melebur dalam ruang dan waktunya. Namun saat ruang dan waktu itu sudah berbeda, kita kemudian punya kemampuan untuk menceritakannya ulang, dalam lisan maupun tulisan. Namun apapun itu yang direpresentasikan oleh lisan ataupun tulisan, bukanlah persisnya peristiwa "itu". Ia telah memiliki "selisih" antara yang berada di ruang dan waktu sejatinya, dan ruang dan waktu yang telah diceritakan ulang.  Misalnya, terdapat periode yang kelihatannya rumit pada kehidupan Lacan antara tahun 1953 hingga 1962 terkait posisinya dalam beberapa asosiasi psikoanalisis. Sembilan tahun bukanlah periode yang bisa dikatakan singkat dalam kehidupan manusia. Namun kita membacanya bisa jadi sangat ringan, bahwa 1953 Lacan mengalami hal ini, lalu mengalami hal itu, begitu seterusnya hingga tahun 1962. Apakah aslinya demikian "ringan"-nya? Saya membayan
Postingan terbaru
Pergi Berlalu
Menyerah!

Satu Atap beda Dunia

Sudah 3 pekan, namun sosoknya masih membekas di benak ku. Simbah Kakung, sosok terdekat yang isnpiratif. Dan tulisan ini juga terinspirasi oleh sosoknya. Sudah 2 pekan aku berada di Jakarta, dan selama itu pula mataku terbelalak lebar tentang kehidupan di Ibukota. Dan selama dua pekan pula aku berfikir tentang rumah, mamak, bapak, biyung dan adekku puput. Berfikir tentang kehidupan di Banjurpasar (sebuah desa yang terletaak dipesisir kebumen) hingga omongan mba yenika tentang pendidikan Indonesia.  Setelah beberapa hari tinggal di jakarta saya membayangkan rumah-rumah di banjurpasar dan bisa jadi termasuk rumahku. Di sana saya sadar telah berjumpa dua dunia dalam satu atap. Mereka menyantap makanan dan minum dari sumber yang sama, namun anak dan orangtua seperti menjalani hidup yang berbeda. Saat sang anak bersiap ke sekolah, ibunya memasak dengan kayu bakar dan merapihkan rumah, lalu berangkat ke sawah atau mengerjakan pekerjaan rumah lain seperti membuat emping atau membuat tamban

Bamboku, Part II

M asih tentang Bamboku.  Hal yangmenarik dari seorang Hidung merah adalah sikap ambisisusnya.  Bamboku dilahirkan sebagai rakyat jelata. Saat muda ia berkeinginan untuk memiliki istri dari kalangan bangsawan untuk meningkatkan elektabilitasnya. Iapun berusaha menjadi pemuda yang cekatan dalam perdagangan agar bisa meminang seorang anak bangsawan. Tak lama kemudian ia pun berhasil mewujudkan keinginannya dan meminang anak seorang pejabat, walaupun pejabat rendahan.  Seiring berjalanannya waktu ia-pun merancang bagaimana perdaganganya semakin besar dan menjadikanya sebagai saudagar terkaya. Ia melakukan berbagai langkah termasuk ikut dalam dunia politik. Ia menjadikan Genji Yoshitomo sebagai patron politiknya dengan membantu pemberontakan Yoshotimo terhadap pemerintahan perdana mentri Senzhei. Setelah Genji kalah oleh Heikei, Bamboku-pun berpindah arah ia berbalik memihak pada Heikei. Ia menjadi kawan politik yang baik, bahkan Bamboku menjadi salah satu penasehat Kiyomori, khususn

Bamboku, Si Licik

Bamboku, saudagar yang hidup pada masa klan heike berjaya. Merupakan sosok yang menarik untuk dikupas mengenai kepribadiannya. Si hidung merah adalah julukannya.Ia adalah saudagar yang cermelang dalam melihat trayeknya. Sebagai saudagar ia pastinya memikirkan bagaimana cara agar untung, maka dari itu ia memihak kedua klan yang sedang berseteru pada waktu itu yaitu Klan Heikie dan Klan Genji. Bamboku adalah orang yang membantu pemberontakan Genji Yoshitomo, karena Perdana Mentri Shenzi sangat keji. Akhirnya pemberontakkan Genji diakhiri dengan kekalahan dan pemenggalan kepala Yoshitomo dan ketiga anaknya. Genji kalah, Bamboku-pun berbalik arah menjadikan Heikei Kiyomori sebagai patron politiknya, dengan demikian bamboku dapat memperluas sayap dagangnya. Sikap inilah yang mengantarkan Bamboku pada kedudukan yang menarik yaitu menjadi Pengawas Sungai Kamo.   Bagiku menjadi Heikie atau menjadi Genji salah satu darinya lebih terhormat dari pada menjadi Bamboku. Entahlah, menjadi tengah-ten