Langsung ke konten utama

Menjadi Orang Lemah

Di malam minggu ini rasanya sendiri, bahwa aku memang bukanlah melankolis. Melankolis adalah tipe orang yang amat peduli dan empati terhadap sesama, sehingga kehidupannya sangatlah dilingkupi orang-orang sesama melankolis yang peduli juga.

Selama ini saya hanya peramai, hanya sosok yang dikenal sebagai teman biasa. Ikut dalam senang-senang, sekedar sedih kala berduka. Saya nggak punya temen yang benar private mengerti dan peduli dengan kehidupan saya. Bahkan untuk saya sendiri mencoba share kepada kawan jadi amat sulit. Saya dipandang sebagai sosok kuat, hidupnya hanya untuk orang lain tanpa perlu orang lain ngerti soal saya. Saya bilang, yea its fine dan orang akan kembali tenang.

Saya merasa sebenarnya hidup ini begitu sepi saat sendiri, ketika sehat saya selalu melihat sesuatu untuk saya kerjakan. Hidup pun tak terasa habis untuk pekerjaan itu. Saat sakit barulah terasa, nyatanya nggak ada yg bisa saya kerjakan. Hidup pun jadi sepi, karena hidup ini tak ada yg menemani. Lekas sembuh jagoan(pecundang)!

Malam minggu yang saya habiskan hanya terbaring lemah, untuk bangkit mencari makan pun susah. Maafkan!

Djogja, 7 Oktober 2012
 

Komentar

Postingan populer dari blog ini

Pengangkatan Anak

BAB I PENDAHULUAN A.            Latar Belakang Manusia sudah dikodratkan untuk hidup berpasang-pasangan membentuk sebuah keluarga yang terdiri dari suami istri dan pada umumnya juga menginginkan kehadiran anak atau keturunan hasil dari perkawinannya. Mempunyai anak merupakan tujuan dari adanya perkawinan untuk menyambung keturunan serta kelestarian harta kekayaan. Mempunyai anak adalah kebanggaan dalam keluarga. Akan tetapi terkadang semua itu terbentur pada takdir ilahi dimana kehendak memperoleh anak meskipun telah bertahun-tahun menikah tak kunjung dikaruniai anak, sedangkan keinginan untuk mempunyai anak sangatlah besar. Jika demikian , penerus silsilah orang tua dan kerabat keluarga tersebut terancam putus atau punah.

Hatilah penyebabnya

warna jingga merona di ufuk senja menghiasi indahnya cakrawala. Sang surya pun perlahan mulai tenggelam di balik awan kelam. Dan sebentar gelap pun akan menyelimuti semesta. Tampak diriku sedang berdiri terpaku sambil menatap langit yang mulai menggelap. Desir sang bayu terasa lembut menerpa wajahku. Yang sambil membisikkan rayuan ke dalam anganku. wajah yang belakangan seringkali kusam karena ulahku Perlahan ku gambar seketsanya Dan kulihat satu guratan jelas penyebanya Ohh....  Perih...!!! Hati, ternyata hatilah penyebabnya Djogja, 15 September 2012 Jagalah hati, karena hati adalah pengendali jagalah hati, dengan mengingat Sang Pemilik hati

Pahlawan tanpa Pangkat

Capung-capung melayang-layanng di udara  bak pesawat terbang, diiringi nyanyian jangkrik dan tarian kupu-kupu. Senja ini sungguh indah. Diantara hamparan padi yang menhijau itu masih terselip sepetak sawah yang ditanami kacang tanah, itu adalah sawah embah . Entah mengapa ketika orang-orang menanam padi simbahku palah memilih menanam kacang, yang sekarang sudah siap panen. “Mbah, kok beda sama yang lain?? Yang lain nanem padi kok mbah nanem kacang?” tanyaku “Owh, ini bekas nanem winih nduk,, buat nanem padi sawah lor,” jawab simbah sambil tersenyum Aku adalah orang desa. Ayahku seorang petani dan dari keluarga petani juga, sedangkan ibuku seorang pedagang yang berasal dari keluarga petani juga. Hampir seluruh masyarakat di daerahku bekerja sebagai petani, namun tak jarang pula yang menjadi pedagang dan PNS namun jumlahnya kecil sekali.  Namun aku bangga menjadi anak petani,bagiku petani adalah pahlawan. walau banyak orang memandang sebelah mata. Bagi mereka petani adal