Langsung ke konten utama

Lekas Sembuh

Masih jelas dalam ingatan. Tentang bagaimana digdaya kau melangkah. Menapaktilasi setiap sudut kehidupan. Juga tentang seberapa cerah wajahmu ketika ceria. Bersimpul senyum penuh pesona. Merupa tarian seribu malaikat yang memikat. Atau tentang semangat juangmu menerjang terjal jalananan. 
Kesabaran. 
Keteguhan. 
Ketegaran. 
Kekokohan jiwa tuk bertahan dan berdiri tegak. 

Segalamu. Tergambar jelas dalam benak. Tak mungkin terlupa. Karena mengenalmu adalah yang teristimewa. 

Sampai suatu ketika, kuasa langit menginginkanmu untuk jatuh. Sesaat setelah penyakit menggerogoti sehat dan kuatmu secara perlahan. Punggung yang dulu tegap, kini meruntuh pasrah. Memaksamu untuk lemah. Derap kaki yang dulu tegak, perlahan goyah. Hampir patah. Daya tak lagi seperti biasanya. Luntur, memudar, tak bersisa. 

Tapi, itu hanya katamu. 

Bagiku, asamu masih terang menyala. Menjelma pelita malam yang sinari kelam. Berwarna jingga keemasan yang pukau menenteramkan. 

Kaulah cahaya. 
Tak ada apapun yang dapat padamkan hanya jika kau mau terus menyala. 

Kaulah cahaya. 
Persoalan lemah atau tidak hanya berkisar pada seberapa mampu kau menjaga. 

Tubuhmu bisa meringkih. 
Tapi tidak untuk jiwa dan benakmu. 
Ia tetap tegak, kokoh, suci, putih. 

Langkah kakimu bisa goyah dan patah. 
Tapi tidak untuk asa dan semangatmu 
Ia tetap tegak, kuat, tegar tak terbantah. 

Lekaslah sembuh. 
Sinari lagi hidupmu. 
Sebab engkau. 
Adalah cahaya.


Komentar

Postingan populer dari blog ini

Pahlawan tanpa Pangkat

Capung-capung melayang-layanng di udara  bak pesawat terbang, diiringi nyanyian jangkrik dan tarian kupu-kupu. Senja ini sungguh indah. Diantara hamparan padi yang menhijau itu masih terselip sepetak sawah yang ditanami kacang tanah, itu adalah sawah embah . Entah mengapa ketika orang-orang menanam padi simbahku palah memilih menanam kacang, yang sekarang sudah siap panen. “Mbah, kok beda sama yang lain?? Yang lain nanem padi kok mbah nanem kacang?” tanyaku “Owh, ini bekas nanem winih nduk,, buat nanem padi sawah lor,” jawab simbah sambil tersenyum Aku adalah orang desa. Ayahku seorang petani dan dari keluarga petani juga, sedangkan ibuku seorang pedagang yang berasal dari keluarga petani juga. Hampir seluruh masyarakat di daerahku bekerja sebagai petani, namun tak jarang pula yang menjadi pedagang dan PNS namun jumlahnya kecil sekali.  Namun aku bangga menjadi anak petani,bagiku petani adalah pahlawan. walau banyak orang memandang sebelah mata. Bagi mereka petani adal

Pengangkatan Anak

BAB I PENDAHULUAN A.            Latar Belakang Manusia sudah dikodratkan untuk hidup berpasang-pasangan membentuk sebuah keluarga yang terdiri dari suami istri dan pada umumnya juga menginginkan kehadiran anak atau keturunan hasil dari perkawinannya. Mempunyai anak merupakan tujuan dari adanya perkawinan untuk menyambung keturunan serta kelestarian harta kekayaan. Mempunyai anak adalah kebanggaan dalam keluarga. Akan tetapi terkadang semua itu terbentur pada takdir ilahi dimana kehendak memperoleh anak meskipun telah bertahun-tahun menikah tak kunjung dikaruniai anak, sedangkan keinginan untuk mempunyai anak sangatlah besar. Jika demikian , penerus silsilah orang tua dan kerabat keluarga tersebut terancam putus atau punah.
Menyerah!