Langsung ke konten utama

Catatan Kecil

Sebelum angin itu membadai
Mengumpulkan benih-benih hujan
Lalu turun ke jalanan
Membersamai debu, ranting-ranting rapuh dan kotoran
Yang mungkin akan memporak-porandakan impian

Korup adalah kesadaran menyalahi aturan

Lalu yang menjadi pertanyaannya
Bagaimana jika aturannya yang menyalahi dan menyimpang dari kesadaran kemanusiaan (korup)?

Apa yang harus dilakukan?
Apa iya kita tidak terjebak sebagai pelaku korupsi? Dengan membiarkan aturan yang menyalahi dan menyimpang dari kesadaran itu tetap dengan sadar kita lakukan dan tetap kita jadikan sebagai aturan

Bukankah budaya atau peradaban itu dibangun dari pernikahan atau perselingkuhan antara aturan dan kesadaran
Bukankah kehidupan itu bagai rantai yang tak berujung dan saling berkaitan
Dimana hukum sebab akibat adalah suatu kesatuan

Mari mengurai benang kusut dan mencari mata rantai yang hilang..

# catatan kecil inspirasi dari seorang kawan

Komentar

Postingan populer dari blog ini

Pahlawan tanpa Pangkat

Capung-capung melayang-layanng di udara  bak pesawat terbang, diiringi nyanyian jangkrik dan tarian kupu-kupu. Senja ini sungguh indah. Diantara hamparan padi yang menhijau itu masih terselip sepetak sawah yang ditanami kacang tanah, itu adalah sawah embah . Entah mengapa ketika orang-orang menanam padi simbahku palah memilih menanam kacang, yang sekarang sudah siap panen. “Mbah, kok beda sama yang lain?? Yang lain nanem padi kok mbah nanem kacang?” tanyaku “Owh, ini bekas nanem winih nduk,, buat nanem padi sawah lor,” jawab simbah sambil tersenyum Aku adalah orang desa. Ayahku seorang petani dan dari keluarga petani juga, sedangkan ibuku seorang pedagang yang berasal dari keluarga petani juga. Hampir seluruh masyarakat di daerahku bekerja sebagai petani, namun tak jarang pula yang menjadi pedagang dan PNS namun jumlahnya kecil sekali.  Namun aku bangga menjadi anak petani,bagiku petani adalah pahlawan. walau banyak orang memandang sebelah mata. Bagi mereka petani adal

Pengangkatan Anak

BAB I PENDAHULUAN A.            Latar Belakang Manusia sudah dikodratkan untuk hidup berpasang-pasangan membentuk sebuah keluarga yang terdiri dari suami istri dan pada umumnya juga menginginkan kehadiran anak atau keturunan hasil dari perkawinannya. Mempunyai anak merupakan tujuan dari adanya perkawinan untuk menyambung keturunan serta kelestarian harta kekayaan. Mempunyai anak adalah kebanggaan dalam keluarga. Akan tetapi terkadang semua itu terbentur pada takdir ilahi dimana kehendak memperoleh anak meskipun telah bertahun-tahun menikah tak kunjung dikaruniai anak, sedangkan keinginan untuk mempunyai anak sangatlah besar. Jika demikian , penerus silsilah orang tua dan kerabat keluarga tersebut terancam putus atau punah.
Menyerah!