Hidup, jika ada hitam maka ada putih. Ada senang ada susah. Apabila
siang datang maka petangpun menghilang. Si kaya ada karena ada si miskin. Begitupula
dengan kecantikan/ketampanan ada karena ada kejelekan. Ada perjumpaan ada pula
perpisahan.
Memegang Cahaya, yang nyata tapi tak terasa..Seperti kehidupan |
Kadang hati ini bertanya-tanya mengapa harus demikian,
mengapa jika putih menyenangkan harus ada hitam?? Mengapa jika perjumpaan yang
diharapkan harus ada perpisahan??. Dan kini ku mengerti mengapa demikian itu
menggambarkan bahwasanya didunia tidak ada yang abadi, dan itu menggambarkannya
kita harus ingat kepada Sang Khaliq, Sang Maha Kekal. Dan akhirnya itulah yang disebut “Sunnatullah”
Hidup, adalah mencari kebahagian. Dan sejatinya, kebahagian
abadi adalah Sang Penggenggam jiwa-jiwa kehidupan.
_Ruang dialektika_
Djogja, 23 Maret 2012
Komentar
Posting Komentar