Langsung ke konten utama

Salah sangka


Gubrakkkkk…gubrakkkk…!!! Itulah akibat dari keasyikan main game hinggga lupa waktu buat kuliah. Hari ini, Selasa 14 Febuari 2012 adalah kuliah hari pertama “Kewirausahaan”. Ketika tahu semester ini ada matakuliah wajib “Kewirausahaan”, maka yang ada dalam pikiranku adalah jualan.

Oh my God…, jualan?? Bukan gua banget….”hati kecilku pun ikut memberontak, tapi apa boleh buat berhubung ini adalah mata kuliah wajib untuk semester ini maka harus ku jalani.

Bushhhhhhh……!!!dengan langkah seribu ku menuju ruang kuliah di G.02. 202, serasa nafas ini mau copot..
Thok..thok..thok… ku ketuk pintu dengan rasa berdebar, bak langit mau rontok (lebayyy..)
“maaf bu terlambat,” ujarku sambil cengangas-cengenges…

Bu Chandra, dosen kewirausahaanku pun mempersilahkanku duduk. Berhubung, bangku belakang sudah terisi penuh, akupun duduk di deretan terdepan,, deretan penghargaan bagi para mahasiswa yang hobinya telat. 
Awalnya berat sekali rasa hati ku mengikuti kuliah ini, ini akibat dari gosip mahasiswa di kampusku  "matakuliah "Kewirausahaan" itu ribet, apalagi disuruh jadi sales."
Namun setelah aku duduk dan medengarkan selama kurang lebih 10 menit, rasa yang kurasakan diawalpun meluntur. Ternyata mata kuliah kewirausahaan yang sekarang berbeda dengan yang kubayangkan dan kebanyakan orang bilang. 
Ibu Chandra, membawakannya dengan menarik, dan bagus, terlebih lagi kuliah kewirausahaan yang kali ini tidak ada sesi jualan. Kuliah kewirausahan kali ini memberikan pencerahan bahwasannya seorang guru dan siapapun itu juga harus memiliki semangat kewiruausahaan yang pantang menyerah, pintar melihat situasi dan peluang, pekerja keras, selalu menggap rintangan menjadi tantangan 
So,, matakuliah "Kewirausahaan" kali ini sebagai ajang "Traning" bagiku...

Komentar

Postingan populer dari blog ini

Pahlawan tanpa Pangkat

Capung-capung melayang-layanng di udara  bak pesawat terbang, diiringi nyanyian jangkrik dan tarian kupu-kupu. Senja ini sungguh indah. Diantara hamparan padi yang menhijau itu masih terselip sepetak sawah yang ditanami kacang tanah, itu adalah sawah embah . Entah mengapa ketika orang-orang menanam padi simbahku palah memilih menanam kacang, yang sekarang sudah siap panen. “Mbah, kok beda sama yang lain?? Yang lain nanem padi kok mbah nanem kacang?” tanyaku “Owh, ini bekas nanem winih nduk,, buat nanem padi sawah lor,” jawab simbah sambil tersenyum Aku adalah orang desa. Ayahku seorang petani dan dari keluarga petani juga, sedangkan ibuku seorang pedagang yang berasal dari keluarga petani juga. Hampir seluruh masyarakat di daerahku bekerja sebagai petani, namun tak jarang pula yang menjadi pedagang dan PNS namun jumlahnya kecil sekali.  Namun aku bangga menjadi anak petani,bagiku petani adalah pahlawan. walau banyak orang memandang sebelah mata. Bagi mereka petani adal

Pengangkatan Anak

BAB I PENDAHULUAN A.            Latar Belakang Manusia sudah dikodratkan untuk hidup berpasang-pasangan membentuk sebuah keluarga yang terdiri dari suami istri dan pada umumnya juga menginginkan kehadiran anak atau keturunan hasil dari perkawinannya. Mempunyai anak merupakan tujuan dari adanya perkawinan untuk menyambung keturunan serta kelestarian harta kekayaan. Mempunyai anak adalah kebanggaan dalam keluarga. Akan tetapi terkadang semua itu terbentur pada takdir ilahi dimana kehendak memperoleh anak meskipun telah bertahun-tahun menikah tak kunjung dikaruniai anak, sedangkan keinginan untuk mempunyai anak sangatlah besar. Jika demikian , penerus silsilah orang tua dan kerabat keluarga tersebut terancam putus atau punah.
Menyerah!