Langsung ke konten utama

Baru


Baru, ketika kata ini muncul maka akan muncul perasaan senang, seperti anak kecil ketika diberikan mainan baru oleh orang tuanya. Tapi bukan itu yang kurasakan kini. Entah apa yang kurasakan sekarang akupun tak tahu, yang jelas hatiku kalut seperti benang yang kusut.

Kini aku berada ditempat yang berbeda. Gemuruh disini sangat kejam. Hujan disini juga terlalu deras. Walau banyak ilmu yang kudapatkan, tetap saja ilmu itu tak melulu menyenangkan ketiaka itu.

Ingatan saya masih jernih ketika kuputuskan untuk mampir ditempat ini awakku mriyang tiga hari tiga malam. Oleh karena itu hati ini selalu meyakinkan apakah benar akan keputuskanku. Tempat ini terlalu ramai bagiku, yang tak pernah mencicipi dunia luar selain rumah dan sekolah. Terlebih lagi ada beberapa penghuni rumah ini yang sedikit tak percaya denganku. Mungkin karena aku berbeda dengan kebanyakan penghuni disini.

Jauh di bawah alam sadar, neuronneuron saya bergejolak dan memberontak. hawa asing yang menelusup di bawah leher berusaha mengusik dan mencekik. memburu desah napas yang terengahengah. tengah malam disudut ruang ini akupun selalu menangis untuk entah apa yang ku tangisi. tidak begitu jelas.

rasanya menderita. dan bodohnya saya membiarkan saya merasa kasihan pada diri sendiri.
itu bodoh. Tidak semua salah di tempat ini, yang salah adalah jika diri ini tak mampu menempatkan diri.!!

sesuatu yang baru tidak melulu buruk, juga tidak melulu baik.
'kalau dipikir berat akan berat, kalau dipikir ringan akan ringan. semua itu tergantung bagaimana kamu mengendalikan pikiranmu'
merentas bangkit menunjukan warna diri kepada dunia itu mungkin yang terbaik..

Komentar

Postingan populer dari blog ini

Pahlawan tanpa Pangkat

Capung-capung melayang-layanng di udara  bak pesawat terbang, diiringi nyanyian jangkrik dan tarian kupu-kupu. Senja ini sungguh indah. Diantara hamparan padi yang menhijau itu masih terselip sepetak sawah yang ditanami kacang tanah, itu adalah sawah embah . Entah mengapa ketika orang-orang menanam padi simbahku palah memilih menanam kacang, yang sekarang sudah siap panen. “Mbah, kok beda sama yang lain?? Yang lain nanem padi kok mbah nanem kacang?” tanyaku “Owh, ini bekas nanem winih nduk,, buat nanem padi sawah lor,” jawab simbah sambil tersenyum Aku adalah orang desa. Ayahku seorang petani dan dari keluarga petani juga, sedangkan ibuku seorang pedagang yang berasal dari keluarga petani juga. Hampir seluruh masyarakat di daerahku bekerja sebagai petani, namun tak jarang pula yang menjadi pedagang dan PNS namun jumlahnya kecil sekali.  Namun aku bangga menjadi anak petani,bagiku petani adalah pahlawan. walau banyak orang memandang sebelah mata. Bagi mereka petani adal

Pengangkatan Anak

BAB I PENDAHULUAN A.            Latar Belakang Manusia sudah dikodratkan untuk hidup berpasang-pasangan membentuk sebuah keluarga yang terdiri dari suami istri dan pada umumnya juga menginginkan kehadiran anak atau keturunan hasil dari perkawinannya. Mempunyai anak merupakan tujuan dari adanya perkawinan untuk menyambung keturunan serta kelestarian harta kekayaan. Mempunyai anak adalah kebanggaan dalam keluarga. Akan tetapi terkadang semua itu terbentur pada takdir ilahi dimana kehendak memperoleh anak meskipun telah bertahun-tahun menikah tak kunjung dikaruniai anak, sedangkan keinginan untuk mempunyai anak sangatlah besar. Jika demikian , penerus silsilah orang tua dan kerabat keluarga tersebut terancam putus atau punah.
Menyerah!